Lagi-lagi bocah itu terlambat.
Kali ini hampir dua setengah jam lamanya.
Beberapa kali pelayan yang cantik-cantik itu mendelik ke arahku.
Mungkin dipikirnya aku hanya menumpang mencari wi-fi gratis selama berjam-jam dengan hanya mengonsumsi dua buah donat yang harga satuannya delapan ribu lima ratus rupiah?
Sudah lima pesan singkat berstatus "Terkirim" sampai ke nomor ponselnya, tidak ada satupun jawaban dari bocah bandel itu.
Sudah belasan kali aku menoleh ke pintu masuk ketika ada sapaan "Selamat datang!" dari pegawai yang stand by di pintu masuk.
Bahkan supervisor di ujung ruangan sudah mewawancarai enam orang sejak aku datang.
Seseorang di seberangku sudah menghabiskan lagi sepiring donat dan secangkir cokelat panas.
Tapi mana sih si bocah ini?
Kesal, aku akhirnya membereskan laptop dan charger ku.
"Terima kasih!" seru pegawai di balik meja kasir.
Terima kasih Tuhan akhirnya perempuan ini pulang, mungkin itu pikirnya.
Begitu aku tiba di parkiran, ternyata orang yang kutunggu-tunggu baru saja menyerahkan uang seribu rupiah pada tukang parkir.
Aku naik ke boncengannya, kemudian kukatakan padanya dengan pedas.
"Pulang, sekarang."
Bocah ini hanya diam.
Tanpa banyak bicara, dia tancap gas.
Mengantarku pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar