Ini adalah fiksi tentang mimpi.
Dimana angan-angan adalah suatu batas yang tidak pasti.
Dimana kamu akan dihadang imajinasi.
Kamu tidak akan takut dan berlari,
aku yakin pasti,
kamu pasti menghampiri.
Ini hanya mimpi.
Sebuah fiksi tentang mimpi.
*
Aku terhentak.
Aku berdiri, sendiri, ditengah ruangan besar tanpa garis horizon.
Ini tidurku.
Lalu aku menyusuri jalan dalam diam.
Putih.
Ini tidurku.
Putih, dimana-mana putih.
Lantai marmer yang entah mengapa terasa di kakiku, dingin.
Ini tidurku.
Aku mau terus kemana?
Ruangan ini tanpa batas.
Aku memang tidak letih, tapi aku tidak mau berjalan lebih jauh dari ini.
Ini tidurku.
Aku mendengar senandung lagu.
Ini tidurku.
Apa aku harus berlari?
Menjauhkah? Mendekatkah?
Ini tidurku.
Aku mencapai sebuah tembok.
Tembok yang sebelumnya tidak pernah terlihat dari sudut pandang lelapku.
Aku berhenti.
Aku harus berhenti.
Tentu saja.
Ini tidurku.
Aku mulai berjalan menyusuri tembok.
Terus, terus sampai jauh.
Ini tidurku.
Hei.
Ada orang disana.
Ini tidurku.
Lelaki.
Seorang lelaki bertengger di tembok.
Duduk di jendela besar yang tertanam di tembok.
Tangannya memetik gitar, dan dari mulutnya terdengar suara berirama.
Dia bernyanyi rupanya.
Ini tidurku.
Dia menoleh.
Tangannya berhenti memetik gitar.
Mulutnya berhenti bersenandung.
Dari sudut bibirnya muncul seulas senyum.
"Hei," begitu katanya, ketika aku diam-diam memandanginya.
Ini tidurku.
Dan aku tidak mau bangun dari mimpi.
Lelaki ini, melewati batas imajinasi yang kubentuk sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar